Friday, May 21, 2010

bangsaku masih terjajah


kakek, bangsaku masih terjajah

tak jauh berbeda dengan masa kolonimu

saat belanda berkuasa atas harta kita

saat rakyat didera dan disiksa,

kasat mata!

kau tak berdiam tentu saja

bersama kakek-kakek pejuang lain berontak, bertindak, berjuang

meneriakkan kebangkitan bangsa

sebelum merdeka


ayah, bangsaku masih terjajah

mungkin sama seperti masamu ketika agresi

saat kata merdeka justru mati suri

penjajah tak sudi angkat kaki,

menekan, menipu, terus mau membodohi

meski tak urun dalam konferensi, kau ikut beraksi

bersama ayah-ayah pejuang lain berperang, bertempur, gagah berani

mempertahankan kedaulatan negeri

merdeka atau mati!


kakak, bangsaku masih terjajah

tak berubah dari sejak reformasi digaungkan 12 tahun lalu

saat kedaulatan bangsa masih semu

pencuri harta bukan lagi belanda atau sekutu

korupsi dan dana negeri mengucur kepada satu oknum anak negeri tanpa malu

kau bersuara, orasimu menggema ke semua penjuru

bersama kakak-kakak pejuang lain turun ke jalan, serempak, bahu membahu

memperjuangkan era baru

reformasi untuk maju!


kakek, ayah, dan kakak, bangsaku masih terjajah

saat penjajah baru mewujud dalam korporasi, modernisasi, dan globalisasi

kedaulatan rusak oleh janji-janji demokrasi tanpa gagasan pasti

dan reformasi seolah masih mencari jati diri

bukan berarti nyawa kalian tak cukup membayar semua ini

bukan pula aku menyesali sejarah negeri

janji? Lebih baik aku mati!


bukan kek, aku belum mau mati

bukan yah, aku masih mau berdiri

bukan kak, aku akan hidup dan meneruskan perjuangan kalian yang suci

karena


bangsaku masih terjajah!




Jakarta, 19 Mei 2010






sumber gambar:

http://browse.deviantart.com/?qh=&section=&q=penjajahan#/d1pt6py

1 comment:

  1. I truly love this poem, and it's not because I'm being nice to you. It's because I can really feel it in my soul. Back in 1978, I participated in a student movement protesting against the soeharto regime. I was the head of the senate student organization of my faculty. During that time, I was chased, booked and slapped around by the army who were backing up soeharto. Yes, back in my student days, the people were colonized by our own kind : Indonesians. We tried to stand up against the oppression but we were beaten. Then in 1997 (12 years ago ??) the whole thing erupted again. A change of government, new hopes, but alas, the same old story. Yes, I do identify myself with your poem. And it makes my blood boil just to think that we are still colonized by a few people. You picked up the problem, you could see the reality. Bravo to you!!

    ReplyDelete