tak jauh berbeda dengan masa kolonimu
saat belanda berkuasa atas harta kita
saat rakyat didera dan disiksa,
kasat mata!
kau tak berdiam tentu saja
bersama kakek-kakek pejuang lain berontak, bertindak, berjuang
meneriakkan kebangkitan bangsa
sebelum merdeka
ayah, bangsaku masih terjajah
mungkin sama seperti masamu ketika agresi
saat kata merdeka justru mati suri
penjajah tak sudi angkat kaki,
menekan, menipu, terus mau membodohi
meski tak urun dalam konferensi, kau ikut beraksi
bersama ayah-ayah pejuang lain berperang, bertempur, gagah berani
mempertahankan kedaulatan negeri
merdeka atau mati!
kakak, bangsaku masih terjajah
tak berubah dari sejak reformasi digaungkan 12 tahun lalu
saat kedaulatan bangsa masih semu
pencuri harta bukan lagi belanda atau sekutu
korupsi dan dana negeri mengucur kepada satu oknum anak negeri tanpa malu
kau bersuara, orasimu menggema ke semua penjuru
bersama kakak-kakak pejuang lain turun ke jalan, serempak, bahu membahu
memperjuangkan era baru
reformasi untuk maju!
kakek, ayah, dan kakak, bangsaku masih terjajah
saat penjajah baru mewujud dalam korporasi, modernisasi, dan globalisasi
kedaulatan rusak oleh janji-janji demokrasi tanpa gagasan pasti
dan reformasi seolah masih mencari jati diri
bukan berarti nyawa kalian tak cukup membayar semua ini
bukan pula aku menyesali sejarah negeri
janji? Lebih baik aku mati!
bukan kek, aku belum mau mati
bukan yah, aku masih mau berdiri
bukan kak, aku akan hidup dan meneruskan perjuangan kalian yang suci
karena
bangsaku masih terjajah!
Jakarta, 19 Mei 2010
sumber gambar:
http://browse.deviantart.com/?qh=§ion=&q=penjajahan#/d1pt6py
I truly love this poem, and it's not because I'm being nice to you. It's because I can really feel it in my soul. Back in 1978, I participated in a student movement protesting against the soeharto regime. I was the head of the senate student organization of my faculty. During that time, I was chased, booked and slapped around by the army who were backing up soeharto. Yes, back in my student days, the people were colonized by our own kind : Indonesians. We tried to stand up against the oppression but we were beaten. Then in 1997 (12 years ago ??) the whole thing erupted again. A change of government, new hopes, but alas, the same old story. Yes, I do identify myself with your poem. And it makes my blood boil just to think that we are still colonized by a few people. You picked up the problem, you could see the reality. Bravo to you!!
ReplyDelete